diary of my destiny #1
hai...
hari pertama aku menulis "diary of my destiny" aku awali dengan sebuah cerita tentang perjuangan. tepatnya 16 september 2017 aku resmi diwisuda dan menjadi seorang sarjana dari universitas negeri yang cukup terkenal. tak ada yang mudah setelah kebahagiaan singkat itu. hari-hariku terlalu hambar untuk dirasa. keseharian bersama keluarga yang selama ini aku rindukan karena berada dirantau ternyata tak seindah bayangan. seminggu awal resmi sebagai sarjana yang berstatus job seeker masih cukup lumrah terjadi dan aku masih sangat menikmati masa-masa kebebasanku dari tugas kuliah setelah sekian lama. seminggu, dua minggu berlalu kemudian sebulan dua bulan rutinitasku menjadi semakin membosankan. belum lagi tetangga kanan kiri yang bergantian bertanya "sudah kerja?, kerja dimana?", "ahhhh sial sekali" pikirku. ternyata sarjana muda dengan minim pengalaman kerja sangatlah berat. meskipun mendapat predikat lulusan terbaik fakultas dan ipk cumlaude tak ada jaminan bagiku untuk mudah melamar kerja.
beberapa kali ada panggilan interview dan hasilnya tetap sama. aku masih sama menganggur seperti teman-temanku yang lain yang bahkan lulus sebelum aku. "sabar" itulah satu-satunya kata ibu yang mungkin agak melegakan meskipun hanya sementara. semakin lama kondisi perekonomian keluargaku semakin kacau, belum lagi setelah aku wisuda ibuku menderita sakit yang tak kunjung sembuh berbulan-bulan. itu salah satu penyebabku makin kepikiran. dengan gaji bapak yang tak tetap namun kebutuhan yang selalu menghimpit setiap harinya membuat suasana kediamanku menjadi panas dan suram. akupun berinisiatif untuk menjadi guru les anak-anak sd-smp, pikirku itu akan membatu sedikit menambah penghasilan. namun pilihan itu nyatanya malah memberikan masalah baru bagiku. jelas.. apapun pekerjaan yang tak dilakukan dengan sepenuh hati dan tak sesuai passion jelas akan berakhir sedih sepertiku. akupun memutuskan untuk berhenti jadi guru les dan fokus melamar ke perusahaan2. tiap minggu ibuku harus kontrol ke dokter spesialis dan tentu saja itu tidaklah murah, bapakku semakin terhimpit, persediaan uang tabungan kami menipis, sangat menipis. dari situlah kemudian bapakku menjadi lebih uring-uringan. aku dan ibu menjadi lebih tertekan lagi.
aku selalu berdoa pada Tuhan kapan penderitaan keluargaku ini dihentikan, setidaknya berilah aku pekerjaan dan sembuhkan ibu seperti sedia kala. selalu hanya doa itu yang aku panjatkan agar suasana keluarga kami kembali harmonis. genap 4 bulan hingga hari ini aku menulis diary of my destiny ternyata doaku mulai diijabah satu persatu oleh Allah. aku mulai bekerja disalah satu pabrik kecil dengan gaji yang tidak besar pula. namun tak mengurangi rasa syukurku, kesuksesan dimulai dari bawah. pengalaman bekerjaku saat ini akan sangat bermanfaat bagiku dikemudian hari. sudah dulu ya besok aku akan nulis lagi buat kalian
nb: pelangi itu selalu nampak indah diatas kepala orang lain, maka syukuri nikmatNya meski tak tampak dimatamu.
hari pertama aku menulis "diary of my destiny" aku awali dengan sebuah cerita tentang perjuangan. tepatnya 16 september 2017 aku resmi diwisuda dan menjadi seorang sarjana dari universitas negeri yang cukup terkenal. tak ada yang mudah setelah kebahagiaan singkat itu. hari-hariku terlalu hambar untuk dirasa. keseharian bersama keluarga yang selama ini aku rindukan karena berada dirantau ternyata tak seindah bayangan. seminggu awal resmi sebagai sarjana yang berstatus job seeker masih cukup lumrah terjadi dan aku masih sangat menikmati masa-masa kebebasanku dari tugas kuliah setelah sekian lama. seminggu, dua minggu berlalu kemudian sebulan dua bulan rutinitasku menjadi semakin membosankan. belum lagi tetangga kanan kiri yang bergantian bertanya "sudah kerja?, kerja dimana?", "ahhhh sial sekali" pikirku. ternyata sarjana muda dengan minim pengalaman kerja sangatlah berat. meskipun mendapat predikat lulusan terbaik fakultas dan ipk cumlaude tak ada jaminan bagiku untuk mudah melamar kerja.
beberapa kali ada panggilan interview dan hasilnya tetap sama. aku masih sama menganggur seperti teman-temanku yang lain yang bahkan lulus sebelum aku. "sabar" itulah satu-satunya kata ibu yang mungkin agak melegakan meskipun hanya sementara. semakin lama kondisi perekonomian keluargaku semakin kacau, belum lagi setelah aku wisuda ibuku menderita sakit yang tak kunjung sembuh berbulan-bulan. itu salah satu penyebabku makin kepikiran. dengan gaji bapak yang tak tetap namun kebutuhan yang selalu menghimpit setiap harinya membuat suasana kediamanku menjadi panas dan suram. akupun berinisiatif untuk menjadi guru les anak-anak sd-smp, pikirku itu akan membatu sedikit menambah penghasilan. namun pilihan itu nyatanya malah memberikan masalah baru bagiku. jelas.. apapun pekerjaan yang tak dilakukan dengan sepenuh hati dan tak sesuai passion jelas akan berakhir sedih sepertiku. akupun memutuskan untuk berhenti jadi guru les dan fokus melamar ke perusahaan2. tiap minggu ibuku harus kontrol ke dokter spesialis dan tentu saja itu tidaklah murah, bapakku semakin terhimpit, persediaan uang tabungan kami menipis, sangat menipis. dari situlah kemudian bapakku menjadi lebih uring-uringan. aku dan ibu menjadi lebih tertekan lagi.
aku selalu berdoa pada Tuhan kapan penderitaan keluargaku ini dihentikan, setidaknya berilah aku pekerjaan dan sembuhkan ibu seperti sedia kala. selalu hanya doa itu yang aku panjatkan agar suasana keluarga kami kembali harmonis. genap 4 bulan hingga hari ini aku menulis diary of my destiny ternyata doaku mulai diijabah satu persatu oleh Allah. aku mulai bekerja disalah satu pabrik kecil dengan gaji yang tidak besar pula. namun tak mengurangi rasa syukurku, kesuksesan dimulai dari bawah. pengalaman bekerjaku saat ini akan sangat bermanfaat bagiku dikemudian hari. sudah dulu ya besok aku akan nulis lagi buat kalian
nb: pelangi itu selalu nampak indah diatas kepala orang lain, maka syukuri nikmatNya meski tak tampak dimatamu.
You should see how my acquaintance Wesley Virgin's autobiography launches with this SHOCKING AND CONTROVERSIAL video.
BalasHapusYou see, Wesley was in the army-and soon after leaving-he unveiled hidden, "self mind control" secrets that the government and others used to get everything they want.
These are the exact same secrets many celebrities (especially those who "became famous out of nowhere") and elite business people used to become wealthy and successful.
You've heard that you utilize only 10% of your brain.
That's mostly because the majority of your brainpower is UNCONSCIOUS.
Perhaps that conversation has even taken place IN YOUR own mind... as it did in my good friend Wesley Virgin's mind seven years back, while riding a non-registered, beat-up garbage bucket of a car without a driver's license and with $3 on his bank card.
"I'm absolutely frustrated with living paycheck to paycheck! When will I get my big break?"
You've been a part of those those types of thoughts, ain't it right?
Your success story is waiting to be written. You just need to take a leap of faith in YOURSELF.
Take Action Now!