laporan praktikum susu ftp thp

LAPORAN PRAKTIKUM SUSU
disusun oleh:
KELOMPOK 2 THP C
Yuli Dewi
Puji Astutik (131710101045)
Kiki
Wahyuning Tyas (131710101018)
Jajiroh (131710101063)
Sahirul Alim (131710101048)
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susu merupakan cairan kompleks yang memiliki banyak
kandungan gizi yang berasal dari mamalia. Susu dapat dijadikan sebagai sumber
protein hewani yang dapat dikonsumsi setiap harinya karena bergizi tinggi dan
memiliki kandungan asam amino esensial yang tinggi. Susu terdiri dari kasein
dan whey protein. Kasein adalah protein
yang terfosforilasi. Kasein kaya akan asam amino polar dan nonpolar yang
berfungsi untuk mengemulsi dan membentuk busa, kasein lebih tahan terhadap suhu
panas. Whey protein adalah bagian susu yang tidak tahan terhadap panas sehingga
saat dipanaskan susu akan membentuk layer pada bagian atasnya, layer itulah
yang disebut whey.
Protein pada susu sangat sensitif terhadap pengaruh
panas, pH asam, penambahan garam dari logam berat dan adanya aktivitas enzim
seperti bromelin. Kerusakan struktur dari susu akan menunjukkan adanya gumpalan
atau endapan . Susu yang dipanaskan akan membuat ikatan peptida dan fosfatnya
terputus. Penambahan asam akan menghidolisis dan mendenaturasi protein sehingga
akan menjadikan protein susu terkoagulasi. Sedangkan susu yang ditambah garam
akan menjadi terhidrolisis sehingga proteinnya akan mengendap. Perlakuan susu
yang ditambah enzim bromelin dari nanas akan menyebabkan protein susunya
terdegradasi sehingga menciptakan off flavor.
Oleh karena pentingnya mengetahui karakteristik dari
protein susu terhadap perlakuan yang berbeda (panas, pH asam, penambahan garam,
alkohol) maka dilakukan percobaan untuk mengetahui respon dari protein susu
ketika diberi perlakuan diatas. Sehingga kita dapat mengetahui sifst
fisikokimia dari protein susu.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa pengaruh pemanasan terhadap protein
susu?
1.2.2
Apa pengaruh penambahan jeruk terhadap
protein susu?
1.2.3
Apa pengaruh penambahan enzim bromelin
terhadap protein susu?
1.2.4
Apa pengaruh penambahan alkohol terhadap
protein susu?
1.2.5
Apa pengaruh garam terhadap protein
susu?
1.3 Tujuan
1.3.1
Agar mahasiswa mengetahui pengaruh
pemanasan terhadap perubahan protein susu.
1.3.2
Agar mahasiswa mengetahui respon protein
susu saat ditambah dengan jeruk .
1.3.3
Agar mahasiswa mengetahui respon protein
susu saat ditambahkan enzim bromelin.
1.3.4
Agar mahasiswa mengetahui penambahan
alkohol terhadap perubahan protein susu.
1.3.5
Agar mahasiswa mengetahui pengaruh
penambahan garam terhadap protein susu.
1.3.6
Agar mahasiswa mengetahui berat jenis
susu murni.
1.4 Manfaat
Untuk mengetahui sifat
dan reaksi dari protein susu terhadap beberapa perlakuan berbeda, agar
mahasiswa dapat mengetahui sifst fisikokimia dari protein susu.
BAB
2. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1.
Alat dan Bahan
2.1.1. Alat
a. Beaker Glass
b. Baskom
c. Batang Pengaduk
d. pH Meter
e.Tabung Reaksi
f. Hot Plate/
kompor
g. Pipet volume
h. Lakto Meter
i. Gelas Ukur
j. Pipet berskala
k. Vortex
2.1.2. Bahan
a. Susu segar
b. Alkohol 70%
c. Nanas segar (tanpa
pemanasan)
d. Nanas layu (dengan
pemanasan)
e. Jeruk
f. Garam
2.2.
Skema Kerja

![]() |


![]() |
2.2.2. Susu dengan Penambahan Asam

![]() |
|
2.2.3. Susu dengan Penambahan Nanas
![]() |
2.2.4. Susu dengan Penambahan Garam
![]() |
![]() |
2.2.5
Uji Alkohol
![]() |
2.2.6
Berat Jenis
Susu
![]() |
BAB
3.
HASIL PENGAMATAN
3.1 Susu dengan Perlakuan Panas
Susu Dipanaskan
|
Susu Tidak Dipanaskan
|
Terdenaturasi
|
Tidak
terdenaturasi
|
Ikatan
peptida & fosfat putus
|
Tidak
terjadi pemutusan ikatan peptida & fosfat
|
Terbentuk
layer dari whey protein
|
Tidak
terbentuk layer
|
Ada
buih
|
Tidak
ada buih
|
Warna
kecoklatan
|
Warna
tetap putih
|
3.2 Pengaruh Penambahan Jeruk dan Buah
Nanas terhadap Protein Susu
Jeruk+
susu
|
Nanas
mentah+susu
|
Nanas
matang + susu
|
Rasanya
sangat asam
|
Rasanya
agak pahit
|
Rasanya
agak manis
|
Bau
asam dominan
|
Bau
nanas mendominasi (tidak amis)
|
Bau
nanas kurang kuat (lebih amis)
|
Warna
berubah kehijauan
|
Warna
berubah kekuningan
|
Warna
tidak berubah
|
Terbentuk
gumpalan
|
Tidak
menggumpal
|
Tidak
menggumpal
|
3.3 Pengaruh Penambahan Alkohol
terhadap Protein Susu dan Berat Jenis Susu
Susu
+ alkohol
|
|
pH
awal
|
6,7
|
pH
sesudah diberi alkohol
|
7,5
|
Warna
sesudah diberi alkohol
|
Lebih
bening
|
Berat
jenis susu murni
|
1,026
|
3.4 Pengaruh Garam terhadap Protein
Susu
Susu
+ garam
|
|
Aroma
|
Tetap
amis khas susu
|
Reaksi
yang terjadi
|
hidrolisis
|
Perubahan
yang terjadi
|
Terbentuk
endapan
|
BAB 4. PEMBAHASAN
5.1
Pengaruh Pemanasan pada Susu
Saat
dipanaskan susu mengalami perubahan meliputi warnanya yang semula putih bersih
menjadi sedikit kecoklatan akibat adanya reaksi karamelisasi yang terjadi
selama proses pemanasan susu, kemudian timbul adanya layer pada bagian atas
susu yang terbentuk akibat whey protein susu yang terdenaturasi akibat tidak
tahan pada suhu panas, terjadi pemutusan ikatan peptida fosfat yang menyebabkan
terjadinya denaturasi protein susu.
Protein
whey pada susu mengalami pemanjangan rantai dan menyebabkan oksigen di sekitar
masuk atau ikut terikat dalam rantai dan menyebakan susu menjadi sedikit
kental. Kemudian warna kuning pada susu sebenarnya sudah terkandung namun saat
dipanaskan kandungan karotin dan riblovavinnya tergdegradasi dan membuat warna
susu menjadi semakin kuning. Kemudian terdapat lapisan putih diapermukaan susu
setelah dipanaskan, hal ini terjadi karena kandungan lemak pada susu yaitu
glikogen yang terdiri dari glikoalbumin mengalami denaturasi dan karena berat
jenisnya lebih kecil dari susu, lemak tersebut muncul di
permukaan.(Winarno,F.G,2009)
Selain
itu juga terbentuk buih pada susu yang dipanaskan dan juga viskositasnya
menjadi semakin tinggi akibat kadar solidnya meningkat dibandingkan kadar
airnya.
5.2
Pengaruh Penambahan Jeruk terhadap Protein Susu
Susu
yang ditambahkan jeruk nipis akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun
kimiawi. Perubahan yang terjadi diantaranya rasa asam yang dominan pada susu
akibat penambahan jeruk yang memiliki pH yang rendah yang dapat menurunkan pH
susu, bau susu yang semula amis juga berubah menjadi dominan asam setelah
ditambah jeruk, warna dari campuaran
susu dan jeruk juga berubah kehijauan selain itu terbentu gumpalan akibat
protein kasein susu
yang terhidrolisis dan terdenaturasi akibat pengaruh pH rendah dari jeruk. Susu juga memiliki rasa agak pahit. Hal ini telah
sesuia dengan literature yang menyatakan bahwa Asam
mampu mengubah rasa dari susu hal ini dikarenakan asam dapat menghidrolisis
lemak dan protein kasein dalam susu sehingga memiliki rasa pahit. (Sudarmadji
dkk,1996)
5.3
Pengaruh Penambahan Buah Nanas terhadap Protein Susu
Pada
percobaan tentang pengaruh penambahan buah nanas terhadap protein susu
digunakan dua perlakuan yang berbeda yaitu penambahan buah nanas yang segar dan
buah nanas yang sudah masak. Hal ini dilakukan untuk mengamati pengaruh enzim
bromelin terhadap protein susu. Saat susu ditambahkan dengan buah nanas segar
terjadi perubahan meliputi aromanya yang berubah menjadi tidak begitu amis hal
ini dikarenakan aroma dari buah nanas mendominasi aroma dari susu, dari segi
warna susu yang ditambahkan nanas segar akan berubah warna menjadi sedikit
keruh (kekuningan) karena pigmen warna dari nanas bercampur dengan cairan susu,
selain itu ada perubahan rasa pada susu yang menjadi sedikit pahit akibat
aktivitas enzim bromelin nanas yang medegradasi protein susu.
Sedangkan untuk
susu yang ditambahkan nanas yang matang aroma susunya masing kuat (amis) karena
aroma dari nanas matang tidak dapat mendominasi aroma khas susu hal ini karena
selama proses pemasakan aroma dari nanas ikut menguap bersama uap sehingga
mengurangi aroma nanasnya, dari segi warnanya
masih tampak tetap putih arena pigmen warna nanas tidak berpengaruh pada
warna susu, selain itu tidak terjadi perubahan rasa akibat aktivitas enzim
bromelin yang telah inaktif selama nanas dipanaskan.
5.4
Pengaruh Penambahan Alkohol terhadap Protein Susu dan Berat Jenis Susu
Saat susu segar ditambah dengan alkohol
akan terjadi perubahan meliputi warnanya yang lebih bening bila dibandingkan
dengan warna awal sebelum penambahan alkohol. Selain itu juga terjadi perubahan
pH yang awalnya 6,7 setelah ditambah alkohol pH nya menjadi 7,5 dalam hal ini
terjadi penyimpangan karena seharusnya setelah ditambah alkohol pH nya turun
karena alkohol merupakan golongan asam. Penyimpangan ini diduga terjadi akibat
kurang homogennya campuran alkohol dan susu selama pengukuran pH sehingga pH
yang ditunjukkan menjadi tidak sesuai dengan teori dugaan berikutnya bisa juga
akibat kesalahan kalibrasi saat penggunaan pH meter sehingga hasil yang
ditunjukkan tidak akurat dan menyimpang.
5.5 Pengaruh Garam terhadap Protein
Susu
Saat
susu ditambahkan garam akan terjadi perubahan terhadap protein susu yaitu
terjadi pengendapan protein akibat adanya reaksi hidrolisis protein susu oleh
larutan garam. Garam dari logam berat yang menghidrolisis protein susu dapat
mempengaruhi sifat koagulasi protein. Protein susu akan mengendap jika ditambah
garam akibat daya larut protein yang menurun sehingga terbentuk endapan. Hal ini telah sesuai dengan literature yang
menyatakan bahwa Susu yang mulai asam akan
terganggu kestabilan interaksi antara air dengan kasein sehingga apabila susu
dicampur dengan garam yang mempunyai sifat agensia dehidrasi (menarik air) maka
protein tersebut akan terkoagulasikan sehingga akan tampak pecahan/ butiran/ gumpalan pada susu tersebut.
5.6 Pengukuran Massa Jenis Susu
Ressang dan Nasution (1989), berpendapat bahwa berat jenis susu
berkisar antara 1,027 – 1,035 dengan rata-rata 1,031. Berat jenis suatu larutan dipengaruhi oleh
konstituennya yang masing-masing mempunyai gravitasi spesifik yang
berbeda-beda. Kenaikan kandungan bahan padatan bukan lemak (SNF) akan diikuti
dengan kenaikan berat jenis (BJ) (Awaliah, 2007).
Pada praktikum ini akan
dilakukan pengukuran massa jenis susu. Massa jenis susu ditentukan dengan
menggunakan lactometer. Lactometer adalah hydrometer dimana skalnya sudah
disesuaikan dengan berat jenis susu. Prinsip kerja dari alat ini dalam cairan,
maka benda tersebut akan mendapat tekanan ke atas sesuai sengan berat volume
cairan yang dipindahkan (diisi). Jika lactometer dicelupkan dalam susu yang
rendah berat jenisnya, maka lactometer akan tenggelam lebih dalam dibandingkan
jika lactometer tersebut dicelupkan dalam susu yang berat jenisnya tinggi. Susu
yang akan diuji dimasukan ke dalam labu ukur 500 ml hingga penuh kemudian
dicelupkan laktodensimeter dan skala dapat dilihat saat laktodensimeter
mengapung, sedangkan untuk suhu dapat dilihat di dalam laktodensimeter
tersebut. Semakin besar Berat Jenis pada susu adalah semakin bagus karena
komposisi atau kandungan dari susu tersebut masih pekat dan kadar air pada
dalam susu adalah kecil. Sedangkan semakin banyak lemak pada susu maka semakin
rendah Berat Jenis-nya, semakin banyak persentase bahan padat bukan lemak, maka
semakin berat susu tersebut. Susu yang digunakan adalah susu segar yang tidak
mendapatkan perlakuan dipanaskan atau lainnya. Saat praktikum diketahui bahwa
lactometernya mengapung dan skalanya diketahui menunjukkan angka 1,026.
Hal ini mendekati angka pada
literatur bahwa berat jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berta bahan
tersebut dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Dari praktikum ini diketahui bahwa berat jenis
dar susu adalah 1,026 ini artinya kurang dari rata rata berat jenis susu yaitu
1,028.
BAB
6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang dilakukan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Protein
susu akan mengalami perubahan jika mendapat pengaruh panas, pH asam, penambahan
garam dan gaya mekanik.
b. Adanya
panas akan memutus ikatan peptida fosfat dari susu akibat terjadinya hidrolisis.
c. Protein
susu yang tidak tahan panas disebut whey protein (saat dipanaskan membentuk
layer), sedangkan protein yang tahan panas yaitu kasein.
d. Pengaruh
penambahan asam akan menyebabkan protein susu terhidrolisis dan terdenaturasi
sehingga membentu gumpalan.
e. Enzim
bromelin dari buah nanas dapat mendegradasi protein susu.
f. Penambahan
garam pada susu dapat menghidrolisis protein susu sehinggs membentuk endapan.
6.2 Saran
Praktikan
diharap lebih tertib saat menjalani praktikum demi kelancaran proses praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Awaliah,
N. 2007. Karakteristik Fisik Whey dari Susu yang Digumpalkan dengan Sari Markisa
pada Metode Pasteurisasi yang Berbeda. Skripsi. Program Studi Teknologi
Hasil Ternak Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin.
Ressang, A. dan A. M.
Nasution. 1989. Pedoman Mata Pelajaran
Ilmu Kesehatan Susu. Bogor: Institut Pertanian
Sudarmadji, Slamet, dkk. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
Winarno,
F.G. 2009. Kimia Pangan dan Gizi.
Jakarta: Gramedia
LAMPIRAN



![]() |



Komentar
Posting Komentar