CUPLIS PENASARAN

Cerita
yang mau aku ceritain ini agak serem loh. Buat yang penakut lebih baik cari
temen deh pas baca cerpen ini. Ini kisah nyata dan terjadi pada keluarga aku.
Yahh kan belum kenalan nih sebut aja namaku Elisa. Oke aku mulai ceritanya ya,
gini nih keluarga nenekku pernah melihara seekor kucing keturunan anggora.
Nenek yang kebetulan tinggal bersama bulekku yang notabene suka banget sama
yang namanya kucing otomatis ikutan suka juga sama kucing peliharaan bulekku
tadi. Kucing yang merupakan pemberian tetangga itu jadi peliharaan sekaligus
teman yang baik buat keluarga bulek. Karena dirawat sedari kecil kucingnya jadi
penurut banget. Awalnya sih suka nakal kucingnya soalnya suka berantakin isi
rumah gara-gara hiperaktif banget, tapi lama-lama pas udah gede jadi pendiem
banget dan sukanya tiduran doang. Gara-gara saking sayangnya bulek ngasih nama
kucingnya “cuplis”. Gak tau juga filosofi nama itu dari mana yang penting kata
bulek nama itu bisa jadi identitas hewan kesayangannya itu. Semakin hari semakin sayang aja keluarga bulek sama
cuplis, apalagi bulek yang punya anak masih duduk dibangku SD atau bisa
dibilang keponakanku itu suka banget sama kucing. Anak bulek yang sering
dipanggil Ciprut itu setiap ada waktu senggang pasti mainnya sama cuplis
hmmmm... benar-benar pecinta binatang.
Suatu
hari bulek,Ciprut dan suaminya pergi keluar kota untuk silaturahmi kerumah
saudara. Nenekku otomatis tinggal dirumah sendirian dong. “Mak nitip rumah
yahhh, sekalian nitip cuplis juga jangan lupa dikasih makan ya Mak...” pesan
bulekku sebelum pergi “Iya nginep berapa hari kamu? Kalo soal cuplis tenang aja
udah tak siapkan ikan asin didapur” jawab nenek “ ntar sore juga pasti pulang
Mak, gak nginep kok.”. Bulek kemudian pergi menggendarai sepeda motor bersama
anak dan suaminya. Dirumah nenek beres-beres dan mengurusi hewan ternaknya.
Setelah memberi makan ayam peliharaannya nenek kemudian menyiapkan makan untuk
cuplis. “cuplis....plis...cuplis...pusss...” nenek memanggil-manggil nama
cuplis agar cuplis datang untuk makan, namun tidak seperti biasanya cuplis
tidak langsung bergegas datang untuk makan. Berulang kali nenek memanggil nama
cuplis namun cuplis tidak datang juga, akhirnya nenek menyerah. Nenek bingung
karena biasanya walaupun cuplis bermain jauh dari rumah tapi kalau sudah
waktunya makan atau ada yang memanggil namanya pasti dia langsung datang.

Siang
harinya nenek tidur dirumah belakang tiba-tiba nenek melihat cuplis melintas
dihadapannya sekejap dan hilang. Nenek langsung teriak “prut...ciprut kucingmu
prut” nenekmemanggil nama cucunya itu “kenapa Mak? Mana cuplis?” ciprut yang
datang tergopoh-gopoh “cuplis mati prut, itu tadi pamitan sama aku, coba cari
deh mayatnya” nenek yang masih setengah sadar dari tidur “masak Mak?” kemudian
mereka berdua dibantu dengan bulek mencari cuplis dan sebuah kejutan ternyata
apa yang diomongkan oleh nenek benar cuplis meninggal, bangkainya terkulai
lemas diatap rumah. Bulek menangis begitupun dengan ciprut yang menangisi
kepergian cuplis. Bangkai cuplis diturunkan dari atap dan terlihat banyak luka
ditubuhnya. Nampaknya cuplis habis berkelahi dengan kucing kampung milik
tetangga yang besar dan garang. Menurut bulek cuplis sering diserang oleh
kucing tetangga itu sehingga badan cuplis tak pernah jauh dari luka namun kali
ini serangan kucing tetangga benar-benar mematikan cuplis. Cuplis terkulai tak
berdaya memar dan luka disekujur tubuhnya, saat ditemukan mata cuplis hampir
keluar dan wajahnya bengkak. “hiks...hiks cuplis kenapa mati siapa yang mau
main sama aku kalo pagi?” ciprut yang tak hentinya menangisi kematian cuplis
“cuplis aku benci sama kucing kampung itu...dia jahat sama kamu, kenapa kamu
main sama dia sih...pliss bangun” seakan telenovela lewat kalau lihat drama
kematian cuplis yang ditangisi oleh bulek dan anaknya “sudah....sudah...cuplis
udah mati cepetan dikubur” perintah nenek. Dibantu oleh tetangga bulek dan
anaknya memakamkan cuplis, cuplis dibungkus dengan karung putih dan didoakan
sebelum dikubur. Tukang gali kubur yang ikut histeris dengan kematian cuplis
tak hentinya membaca tahlil. Setelah dikubur ciprutlah orang pertama yang
menabur bunga diatas makam cuplis “semoga kamu tenang disana plis, dan kamu
tenang saja kucing garong yang membunuhmu akan kuberi pelajaran” itulah kata
terakhir yang disampaikan ciprut didepan nisan cuplis.

.....THE END......
Komentar
Posting Komentar